REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- "Saat ini tidak ada lagi kampus yang
benar-benar bebas dari narkoba," kata AKBP Maria Sorlory, Pemberdayaan
Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam pelatihan kader anti
narkoba bagi mahasiswa LP3I dan perwakilan mahasiswa Jakarta Pusat,
Senin (20/5).
Narkoba dikalangan mahasiswa saat ini sepertinya sudah menjadi hal yang biasa. Berdasarkan data yang dikeluarkan BNN menunjukkan mahasiswa dan pelajar menempati posisi kedua tertinggi setelah kelompok pekerja dalam penyalahgunaan narkoba. "Betapa telah terjadi perubahan yang sangat besar dalam hal penyalahgunaan narkoba di kalangan mahasiswa," kata Adriza, Presiden Direktur LP3I.
Menanggapi kenyataan ini, LP3I tentu tidak mau diam. Sebagai lembaga yang berusaha mencetak sumber daya siap pakai, LP3I tentu tak ingin anak didiknya terjerumus ke dalam jurang narkoba. “Dari berbagai info yang saya dapat, saat ini ada banyak sekali jenis narkoba yang bisa disalahgunakan, dengan berbagai kelas dan harga. Ini bisa menjadi ancaman luar biasa bagi generasi penerus kita,” ujar Adriza di Jakarta.
Untuk itu, berbagai upaya dilakukan LP3I. Salah satunya menurut Adrizal adalah dengan menerapkan kebijakan kampus yang bisa menangai adanya penyalahgunaan narkoba.
Senada dengan Adrizal, Brigjen. Pol. Budyo Prasetyo, Direktur Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat setuju dengan adanya kebijakan kampus semacam ini. Karena narboka bukan hanya diperangi dari sisi pencegahan dan penanganannya, tapi juga perlu adanya perhatian dari segi rehabilitasinya. Dengan pertimbangan seringnya para pecandu tidak mengetahui kemana mereka akan mencari bantuan.
“Akan sangat baik bilamana kampus juga menyediakan semacam counselling centre yang dapat menampung mereka yang sudah pecandu. Jadi, jangan semata memerangi narkoba dan kejahatannya, namun juga berusaha memberi solusi bagi para pecandu,” kata Budyo.
Karena kalau tidak, narkoba akan terus menghantui mahasiswa. Maria menambahkan, dari pengalamannya sebagai penyidik, ada saja mahasiswa yang menjadi pebisnis narkoba. Karena bisnis narkoba dijalankan secara terselubung dan tanpa perlu keahlian khusus.
“Saya punya pengalaman pernah menangkap mahasiswa yang bahkan bisa memiliki mobil mewah dari bisnis narkoba. Ini tentunya harus menjadi perhatian kita bersama, karena mahasiswa yang lain bisa jadi tergoda,” ungkap Maria.
Dan dalam memperingati Bulan Keprihatinan Narkoba pada Juli mendatang, BNN akan menggelar detoksifikasi gratis bagi pecandu di beberapa klinik yang ditunjuk. Sosialisasi mengenai hal ini telah dimulai agar dapat diketahui oleh khalayak khususnya mereka yang mengalami masalah kecanduan narkoba. Kegiatan ini salah satunya adalah bentuk komitmen BNN untuk terus menyebarkan pengetahuan dan pemahaman tentang bahaya narkoba ini.
Narkoba dikalangan mahasiswa saat ini sepertinya sudah menjadi hal yang biasa. Berdasarkan data yang dikeluarkan BNN menunjukkan mahasiswa dan pelajar menempati posisi kedua tertinggi setelah kelompok pekerja dalam penyalahgunaan narkoba. "Betapa telah terjadi perubahan yang sangat besar dalam hal penyalahgunaan narkoba di kalangan mahasiswa," kata Adriza, Presiden Direktur LP3I.
Menanggapi kenyataan ini, LP3I tentu tidak mau diam. Sebagai lembaga yang berusaha mencetak sumber daya siap pakai, LP3I tentu tak ingin anak didiknya terjerumus ke dalam jurang narkoba. “Dari berbagai info yang saya dapat, saat ini ada banyak sekali jenis narkoba yang bisa disalahgunakan, dengan berbagai kelas dan harga. Ini bisa menjadi ancaman luar biasa bagi generasi penerus kita,” ujar Adriza di Jakarta.
Untuk itu, berbagai upaya dilakukan LP3I. Salah satunya menurut Adrizal adalah dengan menerapkan kebijakan kampus yang bisa menangai adanya penyalahgunaan narkoba.
Senada dengan Adrizal, Brigjen. Pol. Budyo Prasetyo, Direktur Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat setuju dengan adanya kebijakan kampus semacam ini. Karena narboka bukan hanya diperangi dari sisi pencegahan dan penanganannya, tapi juga perlu adanya perhatian dari segi rehabilitasinya. Dengan pertimbangan seringnya para pecandu tidak mengetahui kemana mereka akan mencari bantuan.
“Akan sangat baik bilamana kampus juga menyediakan semacam counselling centre yang dapat menampung mereka yang sudah pecandu. Jadi, jangan semata memerangi narkoba dan kejahatannya, namun juga berusaha memberi solusi bagi para pecandu,” kata Budyo.
Karena kalau tidak, narkoba akan terus menghantui mahasiswa. Maria menambahkan, dari pengalamannya sebagai penyidik, ada saja mahasiswa yang menjadi pebisnis narkoba. Karena bisnis narkoba dijalankan secara terselubung dan tanpa perlu keahlian khusus.
“Saya punya pengalaman pernah menangkap mahasiswa yang bahkan bisa memiliki mobil mewah dari bisnis narkoba. Ini tentunya harus menjadi perhatian kita bersama, karena mahasiswa yang lain bisa jadi tergoda,” ungkap Maria.
Dan dalam memperingati Bulan Keprihatinan Narkoba pada Juli mendatang, BNN akan menggelar detoksifikasi gratis bagi pecandu di beberapa klinik yang ditunjuk. Sosialisasi mengenai hal ini telah dimulai agar dapat diketahui oleh khalayak khususnya mereka yang mengalami masalah kecanduan narkoba. Kegiatan ini salah satunya adalah bentuk komitmen BNN untuk terus menyebarkan pengetahuan dan pemahaman tentang bahaya narkoba ini.
0 komentar:
Posting Komentar